Sabtu, 19 September 2020
Tabungan Akhlak
Pepatah Lidah tidak bertulang mengungkapkan, bahayanya jika berkata buruk. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Begitulah jika dosa-dosa kecil kita kerjakan secara terus menerus. Karena terasa remeh, boleh jadi banyak perkara yang sebenarnya tercela di sisi Allah SWT, tanpa disadari oleh perkataan.
Melihat hal itu, sebagai orang tua berat rasanya jika dalam pergaulan anak-anaknya menyebutkan bahasa binatang atau anotomi tubuh.
Bukan itu saja dalam penyebutan "loe" atau "gue" saja, ternyata tak enak juga didengar.
Untuk mengurangi itu semua Sanggar Pondok Dongeng yang dikelola Kak Abu melalui "Tabungan Akhlak" dapat mengurangi itu semua.
Tabungan yang sudah digulirkan sejak lembaga ini berdiri. Setidaknya sedikit anak-anak mengurangi perkataan tidak pantas terhadap teman-temannya.
Misalnya, ucapan "loe" atau "gue" kami denda dengan menyisihkan uang receh 500 rupiah untuk dimasukkan ketabungan akhlak. Bagaimana dengan perkataan "binatang" atau anotomi kami beri saksi 100 rupiah. Ringan memang tapi 1 menit menyebutkan berulang-ulang akan mengurangi uang jajan.
Perkataan yang dilakukan berulang-ulang dan jika dibiarkan akan menambah prilaku akhlak yang tidak baik bukan? Otomatis saldo Akhlak buruk membiarkannya terus menumpuk.
Mengenai hal tersebut, Rasulullah SAW sendiri telah mengingatkan umatnya agar bersikap waspada. Beliau bersabda, ''Awaslah kalian dari dosa-dosa kecil yang biasa diremehkan, sebab itu semua dapat terkumpul sehingga dapat membinasakan orangnya.'' Lalu beliau membuat perumpamaan, suatu kaum (rombongan) yang turun berkemah di hutan dan ketika tiba waktunya makan, tiap orang keluar mencari lidi serta dahan pohon. Setiap orang mendapatkan satu dahan sehingga terkumpul banyak dan dinyalakan api yang dapat memasak makanan. (HR Ahmad).
Siapa yang mengawasi ? Nah disinilah otomatis anak-anaklah yang akan mengawasi dan menegur jika teman-teman melakukan itu. "Denda 500, denda 1000".
Jika "Tabungan Akhlak" sudah penuh bisa digunakan untuk membantu teman-temannya yang sakit atau anak Yatim atau apa saja yang bermanfaat.
Nah mau mencoba ?
Silahkan share ini jika bermanfaat..
@kakabubercerita
#kakabusahabatanak
Jumat, 04 September 2020
Sanggar Kak Abu, Juara Video Kemerdekaan
lomba yang diselenggarakan oleh Ikatan Wartawan Bogor (IWO) Bogor Raya, diadakan secara online pada 15-25 Agustus 2020 mengangkat tema “Bangkitkan Semangat Cinta Tanah Air 2020″ tepat pada Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 ini.
Ketua Panitia Lomba Video, Foto dan Puisi, Wawah mengatakan, Kak Abu berhasil menjadi perhatian para juri dari hasil video dan cipta puisi yang menggugah hati dengan keluguan anak-anak binaannya.
Perlombaan ini diikuti dari berbagai daerah di tanah air. Alhamdulilah, Kak Abu berhasil meraih juara satu video dan cipta puisi dari 49 nominasi ,” ucap Wawah kembali di Zesh Hotel, Bogor Jawa Barat.
Selanjutnya ketika ditanya wartawan atas kemenangan, Kak Abu menjawab," Ini bukan sekedar karya dan semangat, tapi curahan isi anak-anak binaan saya, karena Ketika 17 an, dilikungannya mereka tak ada keseruan perlombaan,"ujar founder Pondok Dongeng (PeDe). Kak Abu mengakui, "Pandemi membuat masyarakat semakin gila dalam berkreatifitas dan ide-idenya kreatif selalu saja bermunculan,”ujarnya.
Perlombaan ini sendiri berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh para juri seperti Kepala Penerangan Korem 061/SK, Dosen Sastra Universitas Pakuan, Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) dan Praktisi kameramen Senior Televisi TVRI wilayah Bogor.
Acara yang diselenggarakan di Auditorium, Zesh Hotel Bogor, dengan panduan protokol kesehatan, Budayawan, musisi juga aktivis lingkungan, Bunda Ully Sigar Rusady dan sejumlah tokoh serta wartawan juga hadir.
Meski para pemenang hanya mendapatkan piagam, serta bingkisan dan voucher tapi sebagai pemenang, Kak Abu merasakan bahagia.
"Semoga ini awal yang baik di tahun 2020 untuk sanggar Pondok Dongeng, Semoga bisa dilirik para pemerhati anak dan televisi swasta dan nasional", senyumnya sambil menutup mulutnya dengan masker.
CITA CINTA AKU DAN ANAK-ANAK ASUH
"Demi cintaku pada surga.
Ku titipkan sejuta asa dan kerinduan pada keluguanku.
Merah darah ini telah terbuang percuma bahkan tak terlihat.
Aku bukan pelajur waktu
juga bukan segenggam emas yang separuh aku dan harapan.
Tolong doakan agar aku bisa terbang dan menggapai matahari
Terjamah oleh se titik cinta pada sebuah asa
Yang pada akhirnya terkapar di makan usia "
SALAM PONDOK DONGENG ABU MIFTAH
----------@@@@-------------
MENDONGENG JANGAN "MALAS"
Mendongeng bukan sekadar bergaya tapi dibutuhkan kreativitas yang tinggi.wajar saja jika saya mendongeng selalu bercucuran air keringat.
Kreativitas yang tinggi berguna agar pendongeng ketika menyampaikan materi (bercerita). Anak-anak tidak berlarian bahkan tidak ngomong sendiri-sendiri. Jika terjadi dapat dikatakan pendongeng tersebut telah gagal total (GaTot).
Saat ini kejadian tersebut membuat guru-guru banyak yang tidak tertarik dengan mendongeng bahkan guru-guru di TK pun jarang sekali yang mau mendongeng. Selain takut GaTot alasan lainnya bermacam-macam. Dari kekurangan bahan cerita, tidak bisa berakting, kurang Pede, tidak mau menggerakan tubuh dan masih banyak lagi. ironisnya, ada juga yang beralasan ’malas’.
Kemalasan tersebut bisa jadi karena stamina tidak mendukung (Malas bergerak).Makanya kita harus banyak berlatih. Supaya kerja otak,fisik jadi prima dan kita tidak malas.
Mari kembali mendongeng. Teori sudah diluar kepala,tinggal kita harus banyak berlatih , seperti pernafasan, vokal, dan intonasi agar mendongengnya menarik dengan berbagai variasi suara-suara dan lagu-lagu.
Ingat.!!! Jika banyak berlatih pastinya segudang kelebihan dan kelemahan yang kita dapat.
*******@@@@*****
Mutiara Hati
ANAK, AMANAH ATAU UJIAN ?
SEBUAH kenyataan yang sering kali kita jumpai ialah tidaklah dua orang yang pernah mengenal berjumpa melainkan mereka akan bertanya berapa jumlah anak mereka sekarang.
Jarang sekali kita dapati mereka mengawali pembicaraan dari tema berapa banyak kekayaan mereka, berapa pula istrinya, atau yang lainnya. Ini mengisyaratkan bahwa anak di mata para orang tua adalah ibarat satu-satunya barang yang paling berharga yang ia miliki.
Ada hal yang penting sekali untuk diketahui dan sangat perlu direnungkan oleh para orangtua, bahwa lahirnya seorang anak bukan semata-mata guna menambah jumlah anggota keluarga, juga bukan semata-mata guna menambah kebahagiaan bapak dan ibu serta membahagiakan mereka.
Juga bukan sekedar memberikan harapan buat orangtua bahwa di hari esok apabila anak telah dewasa dapat membantu orangtua untuk mencari nafkah.
Akan tetapi, hadirnya seorang anak merupakan cambuk bagi orangtua khususnya, untuk berlomba-lomba berbuat yang paling baik bagi diri sendiri dan anaknya. Tentunya "baik" di sini adalah dalam penilaian Dzat Yang menciptakan dan menghadirkan buah hati tersebut di tengah-tengah keluarga.
Dengan demikian, anak tidak semata-mata kenikmatan rezeki dari Alloh untuk dinikmati, namun ia merupakan amanah dan tanggung jawab bagi orangtuanya. Bagaimana bisa begitu?
Tidak ada yang aneh dan samar dalam masalah ini bila kita kembali mentadabburi merenungi dan memahami firman Allah:
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS at-Taghabun: 15)
Bahkan dalam ayat tersebut Allah tidak sekedar membahasakan anak sebuah amanah, namun sebagai sebuah ujian. Yaitu, ujian apakah para orangtua berbuat baik pada anak tersebut, ataukah tidak. Hal ini mungkin perlu perenungan sejenak.
Sudahkah kita sebagai orangtua menyadarinya? Ini adalah pertanyaan pertama, sebelum kita bertanya apakah ia mendidik anak-anak dengan baik atau bahkan tidak memperhatikan mereka.
#SatuHatiCintaAlquran
----------@@@@@@---------
7 RAHASIA MENDIDIK ANAK
Oleh : Ustd.Farid Ahmad
1. Jika melihat anakmu menangis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.
2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”. Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”. Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.
3. Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.
4. Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.
5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, becandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.
6. Tinggalkan HP sesaat kalau bisa, dan matikan juga TV. Jika ada teman yang menelpon, katakan: “Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.
7. Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.