Kamis, 10 Juni 2021

1 Pendongeng 1 TBM

Sudahkah kita, mengamati anak-anak di sekitar rumahmu! Apakah mereka bahagia ? Apakah mereka betah di rumah atau diluar rumah? 

Apa yang kamu lakukan terhadap mereka? Atau jangan-jangan, kita tahu tapi cukup melihat saja !

Kita tahu lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan sikap mental dan  perilaku anak. Meski madrasah pertama anak-anak adalah orangtua, tapi kadang pola asah, asih dan asuh itu luput dari perhatian lebih dari orang tua.

Nah, di sini ada tugas mulia Pendongeng ( Juru Cerita/dakwah). Apa tugas kita ? Meringankan beban orang tua dan meminimalisir perkembangan perilaku anak-anak yang buruk menjadi lebih baik. Ini tentunya tidak lepas dari berbagai halangan, rintangan. 

Menurut Singgih D.Gunarsa, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tanggung jawab orang tua adalah,“Memenuhi kebutuhan si anak, baik dari sudut organis psikologi, antara lain makanan, maupun kebutuhan psikis, seperti kebutuhan anak perkembangan intelektual melalui pendidikan,  kebutuhan akan dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan perlakuan-perlakuan”.

Melalui PROGRAM 1 PENDONGENG 1 TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM), insya Allah lebih memudahkan melihat/mengamati/memahami perilaku anak-anak di lingkungan sekitar.

Di sini Pendongeng ( Juru Cerita/dakwah), bukan hanya menyajikan cerita-cerita bermanfaat, tapi dapat memperkuat si anak gemar baca buku, literasi budaya dan literasi alam.

Mari support Program 1 Pendongeng 1 TBM, beri kekuatan secara masif, Karena dari Pendongeng ( Juru Cerita/dakwah), anak-anak bahagia,berkarya, berprilaku sehat, berprestasi dan mengenal sang penciptanya.

Informasi Program :

https://wa.me/p/4197418140347482/6281291067825


#1pendongeng1TBM

#literasibudaya

#literasialam

#TBM

#sayanganak

#sahabatanak

#celotehanak

#celoteh

#rtcerdasramahanak

#rwcerdasramahanak

#desacerdasramahanak

#kakabusahabatanak

#kakabubercerita

#pondokdongeng_abumiftah

Sabtu, 15 Mei 2021

Peran Pendongeng, Dulu, Kini Dan Nanti

Oleh: Agus Fatah (Pemerhati Dunia Dongeng dan Literasi)


FOKUSATU-Mendongeng adalah salah satu seni bertutur (sastra lisan) yang hingga kini masih eksis kita jumpai di berbagai tempat dan kesempatan.

Dongeng masih menjadi kebutuhan masyarakat, terutama anak-anak.

Kita masih menjumpai kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh para orang tua dirumah, guru disekolah dan para pendongeng diberbagai kegiatan dan acara bahkan di lokasi bencana.

Bukti eksisnya dunia mendongeng ditandai dengan adanya hari dongeng Nasional dan Internasional yang diperingati oleh penggiatnya setiap tahun dengan sangat meriah dan mewah.

Peran Pendongeng dalam lintasan sejarah

Dalam sejarah tercatat kegiatan mendongeng sudah dilakukan oleh manusia zaman purba, dimana mereka mengabadikan dongeng dongeng mereka dalam bentuk gambar yang lmereka patri di dinding dinding goa. Dalam perkembangan selanjutnya dongeng ditulis pada kulit hewan dan kulit kayu. Tak lama setelah ditemukan kertas di Cina, maka kemudian dongeng pun ditulis di kertas.

Pada zaman para raja berkuasa kegiatan mendongeng dan para pendongeng mendapatkan peran istimewa di istana. Para raja sering mengundang para pendongeng untuk menghibur para raja. Para raja pun tak sungkan mengunakan kemampuan para pendongeng dalam berkomunikasi untuk menyampaikan maklumat dan pesan pesan dari istana kepada rakyat. Dongeng yang sangat terkenal di masa ini, salah satunya adalah kisah 1001 malam ( qissoh alfu lailah wa lailah).

Kemudian dongeng semakin berkembang diberbagai negara setelah Perrault menerbitkan buku dongeng berjudul : Les Contes de Mere I’Oye ( cerita ibu angsa baru) pada tahun 1697. Dongeng-dongeng buatan Perrault mulai mendunia ketika pada tahun 1729 mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Robert Samber.

Kemudian dongeng terus berkembang ditangan dua bersaudara asal Jerman : Jacob dan Wilhelm Grimm atau biasa dikenal sebagai Grimm bersaudara pada abad 19 M, dengan dongeng-dongengnya yang sangat terkenal seperti : Puteri Salju, Cinderella, Si Kecil Bertopi Merah, Hanzel dan Gretel dan Rapunzel

Di Indonesia sendiri kegiatan mendongeng tumbuh subur diberbagai daerah di Nusantara, mulai dari kisah Mahabarata, Ramayana kisah para raja dan permaisuri, tuan putri, pangeran, kstaria hingga cerita rakyat jelata.

Waktu terus bergulir hingga kemudian muncullah para pendongeng di nusantara dengan berbagai penyebutan yang berbeda seperti tukang kaba di Sumatera dan Sahibul Hikayat di Jakarta (Betawi) yang sebagai besar sumber dongengnya berasal dari kisah 1001 malam.

Kemudian muncul generasi pendongeng tradisional seperti, Made Taro di Bali, Tengku Adnan di Aceh dan Kyai Zait di Betawi (Jakarta) dan banyak pendongeng tradisional nusantara lainnya.

Hingga kemudian sekitar tahun 1980- 2000an hadir para pendongeng seperti Bu Kasur, Pak Raden, Kak Seto, Kak Kusumo, Kak Agus DS, Kak Wees Ibnu Say, SA Soekanto ( redaktur majalah Si Kuncung) dan pendongeng lainnya.

Dan di era 2005 an – sekarang bermunculan para pendongeng muda berbakat hebat yang tergabung dalam Forum Dongeng Nasional yang dimotori oleh kak Aio, kak Rona, kak Awam Prakoso, Kak Andi Yudha Kak Heru dan ratusan pendongeng lainnya yang sangat aktif dan kreatif dalam mendongeng baik offline maupun online

Para pendongeng muda ini baru saja menggelar hajatan Akbar : Sarasehan Pendongeng Nasional 2021, alhamdulillah kegiatan akbar tersebut berlangsung sukses.

Dari sekian Pendongeng yang tergabung dalam Forum Dongeng Nasional, secara sederhana mereka dapat di kelompok ke dalam 4 kelompok besar.

4 kelompok itu adalah, pertama pendongeng peduli pendidikan dan pembangunan karakter, mereka adalah : Kak Awam Prakoso, Kak Rona Mentari, Kak Aio, Kak Heru, Kak Sidik, Kak Acep, Kak Arif, Kak Jendro Kak, Hario, kak Ojan, kak Rico, Kak Tony, kak Inge, Kak Isti.

Kedua, pendongeng peduli kemanusiaan, mereka adalah Kak Bimo, Kak Iman, Kak Dwi kanfas, Kak Idzma, Kak Nia. Ketiga, pendongeng peduli


literasi mereka mereka adalah Kak Andi Yudha, Kak Ryan Hamzah, Kak Abu, Kak Galuh, Kak Hifni, Kak Maya, Kak Evelyn, kak Ito, kak Wawan, Kak Budi Baikbudi, kak Mamiko

Keempat, pendongeng peduli konservasi (pelestarian alam) mereka adalah Paman Syam yang concern dengan konservasi mangrove, Kak Resha dengan program jejak Rimba, Kak Agus Fatah yang concern dengan Biodiversity (keanekaragaman Hayati) melalui AN NAHL Ecopark, Kak Heru dan Kak Shafira dengan dongeng-dongeng tentang Geoparknya di Sulawesi.

Pengelompokan pendongeng ini tidak baku, karena setiap pendongeng pastinya peduli pada isu pendidikan dan pembangunan karakter, kemanusiaan, literasi dan konservasi. Pemetaan dan pengelompokan ini dimaksudkan hanya untuk memotret betapa penting strategisnya peran para pendongeng ini dalam kehidupan. Dan karena keterbatasan informasi yang kami miliki, tidak semua Pendongeng yang ada di Indonesia masuk ke dalam 4 kelompok tersebut. Tapi saya yakin para pendongeng tersebut telah banyak berbuat bagi pendidikan, pembangunan karakter, literasi dan konservasi di Indonesia.

Pendongeng Masa Depan

Mencermati perkembangan dunia dongeng dengan para aktivisnya yang militan dengan berbagai ragam aktivitas yang menyentuh sendi- sendi fundamental kehidupan saya optimis para pendongeng masa kini akan eksis hingga dimasa yang akan datang.

Mereka inilah para pendongeng masa depan Indonesia yang berkarya dalam dunia maya dan nyata, berjuang dengan hati riang, menjaga, menghibur, mendidik anak-anak Indonesia agar pinter berkarakter, cerdas berkualitas, peduli pada kemanusiaan, literasi dan konservasi.

Mereka para pendongeng Indonesia masa depan inilah yang setia menghapus air mata sedih anak Indonesia di tengah bencana menjadi gelak tawa ceria dan bahagia. Merekalah para penjaga mimpi, penjaga imajinasi, penjaga nyala literasi.

Merekalah para “pilot” dengan pesawat imajinasinya yang selalu siap menerbangkan anak anak negeri menjelajah negeri mimpi, membungkusnya dengan kreasi tingkat tinggi, agar tinggi pula imajinasi anak negeri dalam menggapai mimpi : membangun negeri, kini dan nanti.

Merekalah Pendongeng sejati.


Sabtu, 24 April 2021

Kepoin Ramadhan, Kak Abu


 
Siapa Kak Abu ?

*KAK ABU* adalah juru cerita yang bersahaja. Kiprah di dunia storytelling sudah tak asing lagi. Ribuan TK dan sekolah di Indonesia sudah pernah dilalui. Pengasuh Pondok Dongeng dibilangan Parung Bogor ini sering diamanahkan lembaga DD, ACT, KNRP, Sahabat Odi, Yatim Mandiri, Perpus DKI dll untuk mengisi Sirah Nabawi, tematik dan cerita-cerita inspiratif. 

BUKAN ITU saja pasca bencana beliau juga tak segan terjun untuk melakukan aksi Trauma Healing di lokasi bencana.


Di dalam menjalankan aksinya, tak heran penyajian begitu fun, funny bahkan bisa menyentuh hati anak-anak, remaja (muhasabah).

Sahabat jika mengetahui lebih banyak kiprahnya bisa melihat di : 

- Instagram : 

@kakabubercerita

@pondokdongeng_abumiftah

Channel YouTube : Kak Abu Bercerita.

https://www.youtube.com/user/MrAbumiftah

- Blognya : abumiftah-mendongeng.blogspot.com

Kak Abu juga menulis buku :

1.Satu cerita berjuta makna, Penerbit anak kata.

2. Menembus batas logika, Penerbit Era Muslim

3. Mendongeng jangan ngeluh, Penerbit Anak Kata.






Aktifitas lainnya :

- Motivator remaja dan guru

- Nara Sumber Televisi Nasional/Swasta


*Informasi hubungi :*

+62 812-9106-7825 

+62 812 1379 1326



CITA CINTA AKU DAN ANAK-ANAK ASUH

"

Demi cintaku pada surga.

Ku titipkan sejuta asa dan kerinduan pada keluguanku.

Merah darah ini telah terbuang percuma bahkan tak terlihat.

Aku bukan pelajur waktu

juga bukan segenggam emas yang separuh aku dan harapan.

Tolong doakan agar aku bisa terbang dan menggapai matahari

Terjamah oleh se titik cinta pada sebuah asa

Yang pada akhirnya terkapar di makan usia "


SALAM PONDOK DONGENG ABU MIFTAH


----------@@@@-------------


MENDONGENG JANGAN "MALAS"

Mendongeng bukan sekadar bergaya tapi dibutuhkan kreativitas yang tinggi.wajar saja jika saya mendongeng selalu bercucuran air keringat.

Kreativitas yang tinggi berguna agar pendongeng ketika menyampaikan materi (bercerita). Anak-anak tidak berlarian bahkan tidak ngomong sendiri-sendiri. Jika terjadi dapat dikatakan pendongeng tersebut telah gagal total (GaTot).

Saat ini kejadian tersebut membuat guru-guru banyak yang tidak tertarik dengan mendongeng bahkan guru-guru di TK pun jarang sekali yang mau mendongeng. Selain takut GaTot alasan lainnya bermacam-macam. Dari kekurangan bahan cerita, tidak bisa berakting, kurang Pede, tidak mau menggerakan tubuh dan masih banyak lagi. ironisnya, ada juga yang beralasan ’malas’.

Kemalasan tersebut bisa jadi karena stamina tidak mendukung (Malas bergerak).Makanya kita harus banyak berlatih. Supaya kerja otak,fisik jadi prima dan kita tidak malas.

Mari kembali mendongeng. Teori sudah diluar kepala,tinggal kita harus banyak berlatih , seperti pernafasan, vokal, dan intonasi agar mendongengnya menarik dengan berbagai variasi suara-suara dan lagu-lagu.

Ingat.!!! Jika banyak berlatih pastinya segudang kelebihan dan kelemahan yang kita dapat.


*******@@@@*****



Mutiara Hati


ANAK, AMANAH ATAU UJIAN ?



SEBUAH kenyataan yang sering kali kita jumpai ialah tidaklah dua orang yang pernah mengenal berjumpa melainkan mereka akan bertanya berapa jumlah anak mereka sekarang.


Jarang sekali kita dapati mereka mengawali pembicaraan dari tema berapa banyak kekayaan mereka, berapa pula istrinya, atau yang lainnya. Ini mengisyaratkan bahwa anak di mata para orang tua adalah ibarat satu-satunya barang yang paling berharga yang ia miliki.


Ada hal yang penting sekali untuk diketahui dan sangat perlu direnungkan oleh para orangtua, bahwa lahirnya seorang anak bukan semata-mata guna menambah jumlah anggota keluarga, juga bukan semata-mata guna menambah kebahagiaan bapak dan ibu serta membahagiakan mereka.


Juga bukan sekedar memberikan harapan buat orangtua bahwa di hari esok apabila anak telah dewasa dapat membantu orangtua untuk mencari nafkah.


Akan tetapi, hadirnya seorang anak merupakan cambuk bagi orangtua khususnya, untuk berlomba-lomba berbuat yang paling baik bagi diri sendiri dan anaknya. Tentunya "baik" di sini adalah dalam penilaian Dzat Yang menciptakan dan menghadirkan buah hati tersebut di tengah-tengah keluarga.


Dengan demikian, anak tidak semata-mata kenikmatan rezeki dari Alloh untuk dinikmati, namun ia merupakan amanah dan tanggung jawab bagi orangtuanya. Bagaimana bisa begitu?


Tidak ada yang aneh dan samar dalam masalah ini bila kita kembali mentadabburi merenungi dan memahami firman Allah:


Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS at-Taghabun: 15)


Bahkan dalam ayat tersebut Allah tidak sekedar membahasakan anak sebuah amanah, namun sebagai sebuah ujian. Yaitu, ujian apakah para orangtua berbuat baik pada anak tersebut, ataukah tidak. Hal ini mungkin perlu perenungan sejenak.


Sudahkah kita sebagai orangtua menyadarinya? Ini adalah pertanyaan pertama, sebelum kita bertanya apakah ia mendidik anak-anak dengan baik atau bahkan tidak memperhatikan mereka.


#SatuHatiCintaAlquran


----------@@@@@@---------


7 RAHASIA MENDIDIK ANAK

Oleh : Ustd.Farid Ahmad


1. Jika melihat anakmu menangis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.


2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”. Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”. Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.


3. Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.


4. Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.


5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, becandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.


6. Tinggalkan HP sesaat kalau bisa, dan matikan juga TV. Jika ada teman yang menelpon, katakan: “Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.


7. Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.



promo

Ka Abu Miftah bukan saja mengajarkan mendongeng, melatih anak berteater tapi juga mengajarkan anak berprestasi dalam menggambar. Kini Ka Abu dapat hadir di sekolah teman-teman. Berminat hub. 08177 25 321 atau sms 0812 13 79 1326