Rabu, 13 Juni 2018

Mengais Rezeki, harus ada ikhtiarnya

Oleh : Kak Abu

Ramadan dan pasar kaget , adalah bisnis yang menguntungkan. Mulai dari bisnis makanan hingga baju muslim. Bila kita  ingin mencoba mengais rezeki di bulan ini, syaratnya siap-siap  pasang badan dan tidak usah malu.

Seperti yang dilakukan ibu Soleha (bukan nama sebenarnya)). Ibu muda ini, tak mau kalah dengan pedagang lainnya. Baginya momen berharga ini dimanfaatkan untuk mengais rezeki. Bersama puluhan pedagang lainnya, ia siap bersaing dengan menggelar baju layak pakai yg dijual kisaran 10 ribu hingga 15 ribu.

Pagi itu, tepatnya di parkiran Pasar Parung, Bogor, Jawa Barat , bersama kedua anaknya, mereka mulai memanggil para pembeli. " Ayo, Bu daster 15 ribu, baju anak 10 ribu..",ujar putrinya yg masih berumur 5 tahun.

Ketika ditanya, ia mengaku, berjualan hanya di bulan Ramadan saja, di luar itu ia mengajar TPA di Ciseeng, Parung, Bogor.

“Iya saya jualan di sini khusus Ramadan saja dan  untuk mengajarkan anak-anak berdagang pak,”jelas ibu berjilbab pada saya.

Saya tak mau mengambil momen ini. Dengan sesekali, saya melirik betapa semangat ibu dan dua anak ini menjajakan dagangannya. Terlebih si sulung, yang berbadan besar, ia tak malu berteriak memanggil pembeli."Ayo, Bu daster, baju anak 10 ribu,"teriaknya lantang.

Senada dengan adik dan ibunya sambil memperlihatkan baju dagangannya tak sungkan juga untuk berteriak. Ini yang membuat pembeli terus berdatangan.

Saya sepertinya, bisa menilai bahwa mereka berdagang sudah berpengalaman.

Sambil sesekali merapikan jilbabnya, si kecil terus berteriak dan memasukan pakaian ke plastik, tanda sudah terbeli.

Dalam renungku, ditengah orang pergi ke Mall untuk beli baju baru, ibu Soleha ini justru berdagang untuk kebutuhan lebaran.

Rasa penasaranku bertambah. Untuk lebih meyakinkan saya mencoba merekam aksi mereka.

"Kamu kelas berapa,?" Tanyaku pada si kecil, karena si kecil malu, sang ibu langsung menjawab,"Ia masih TK pak, sedangkan si Abang gendut ini, Insya Allah ia akan masuk pesantren,"senyumnya , sambil merapikan baju dan masukan ke tas kecilnya.

"Ibu mau kemana?"tanyaku lebih penasaran. "Sudah sepi pak, saya mau pulang saja,"jawabnya lugas.

Aku hanya bisa tersenyum, sambil memperlihatkan mereka melipat baju dan memasukan kedalam tas usang.

"Sudah ya pak.permisi," sambil berjalan meninggalkan lapak tersebut.

Pintu rezeki memang ada dimana-dimana .Ikhtiar, itu yang disuruh Allah. Makhluk Allah, seperti Manusia adalah makhluk yang dinamis.Bekerja proporsional dalam berikhtiar pasti akan dilirik Allah, bukan menunggu datangnya rezeki.

Itu yang dilakukan ibu dan kedua anak ini.

Juni  2018, diujung Ramadan

#SafariRamadan

CITA CINTA AKU DAN ANAK-ANAK ASUH

"

Demi cintaku pada surga.

Ku titipkan sejuta asa dan kerinduan pada keluguanku.

Merah darah ini telah terbuang percuma bahkan tak terlihat.

Aku bukan pelajur waktu

juga bukan segenggam emas yang separuh aku dan harapan.

Tolong doakan agar aku bisa terbang dan menggapai matahari

Terjamah oleh se titik cinta pada sebuah asa

Yang pada akhirnya terkapar di makan usia "


SALAM PONDOK DONGENG ABU MIFTAH


----------@@@@-------------


MENDONGENG JANGAN "MALAS"

Mendongeng bukan sekadar bergaya tapi dibutuhkan kreativitas yang tinggi.wajar saja jika saya mendongeng selalu bercucuran air keringat.

Kreativitas yang tinggi berguna agar pendongeng ketika menyampaikan materi (bercerita). Anak-anak tidak berlarian bahkan tidak ngomong sendiri-sendiri. Jika terjadi dapat dikatakan pendongeng tersebut telah gagal total (GaTot).

Saat ini kejadian tersebut membuat guru-guru banyak yang tidak tertarik dengan mendongeng bahkan guru-guru di TK pun jarang sekali yang mau mendongeng. Selain takut GaTot alasan lainnya bermacam-macam. Dari kekurangan bahan cerita, tidak bisa berakting, kurang Pede, tidak mau menggerakan tubuh dan masih banyak lagi. ironisnya, ada juga yang beralasan ’malas’.

Kemalasan tersebut bisa jadi karena stamina tidak mendukung (Malas bergerak).Makanya kita harus banyak berlatih. Supaya kerja otak,fisik jadi prima dan kita tidak malas.

Mari kembali mendongeng. Teori sudah diluar kepala,tinggal kita harus banyak berlatih , seperti pernafasan, vokal, dan intonasi agar mendongengnya menarik dengan berbagai variasi suara-suara dan lagu-lagu.

Ingat.!!! Jika banyak berlatih pastinya segudang kelebihan dan kelemahan yang kita dapat.


*******@@@@*****



Mutiara Hati


ANAK, AMANAH ATAU UJIAN ?



SEBUAH kenyataan yang sering kali kita jumpai ialah tidaklah dua orang yang pernah mengenal berjumpa melainkan mereka akan bertanya berapa jumlah anak mereka sekarang.


Jarang sekali kita dapati mereka mengawali pembicaraan dari tema berapa banyak kekayaan mereka, berapa pula istrinya, atau yang lainnya. Ini mengisyaratkan bahwa anak di mata para orang tua adalah ibarat satu-satunya barang yang paling berharga yang ia miliki.


Ada hal yang penting sekali untuk diketahui dan sangat perlu direnungkan oleh para orangtua, bahwa lahirnya seorang anak bukan semata-mata guna menambah jumlah anggota keluarga, juga bukan semata-mata guna menambah kebahagiaan bapak dan ibu serta membahagiakan mereka.


Juga bukan sekedar memberikan harapan buat orangtua bahwa di hari esok apabila anak telah dewasa dapat membantu orangtua untuk mencari nafkah.


Akan tetapi, hadirnya seorang anak merupakan cambuk bagi orangtua khususnya, untuk berlomba-lomba berbuat yang paling baik bagi diri sendiri dan anaknya. Tentunya "baik" di sini adalah dalam penilaian Dzat Yang menciptakan dan menghadirkan buah hati tersebut di tengah-tengah keluarga.


Dengan demikian, anak tidak semata-mata kenikmatan rezeki dari Alloh untuk dinikmati, namun ia merupakan amanah dan tanggung jawab bagi orangtuanya. Bagaimana bisa begitu?


Tidak ada yang aneh dan samar dalam masalah ini bila kita kembali mentadabburi merenungi dan memahami firman Allah:


Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS at-Taghabun: 15)


Bahkan dalam ayat tersebut Allah tidak sekedar membahasakan anak sebuah amanah, namun sebagai sebuah ujian. Yaitu, ujian apakah para orangtua berbuat baik pada anak tersebut, ataukah tidak. Hal ini mungkin perlu perenungan sejenak.


Sudahkah kita sebagai orangtua menyadarinya? Ini adalah pertanyaan pertama, sebelum kita bertanya apakah ia mendidik anak-anak dengan baik atau bahkan tidak memperhatikan mereka.


#SatuHatiCintaAlquran


----------@@@@@@---------


7 RAHASIA MENDIDIK ANAK

Oleh : Ustd.Farid Ahmad


1. Jika melihat anakmu menangis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.


2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”. Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”. Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.


3. Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.


4. Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.


5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, becandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.


6. Tinggalkan HP sesaat kalau bisa, dan matikan juga TV. Jika ada teman yang menelpon, katakan: “Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.


7. Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.



promo

Ka Abu Miftah bukan saja mengajarkan mendongeng, melatih anak berteater tapi juga mengajarkan anak berprestasi dalam menggambar. Kini Ka Abu dapat hadir di sekolah teman-teman. Berminat hub. 08177 25 321 atau sms 0812 13 79 1326