Kamis, 18 September 2014

Dongeng 
Doraemon Hilang
Karya : Kak Abu Miftah

Si kecil Azmi, mulai serius bermain boneka dan mobil-mobilannya. Usianya baru 3 tahun, tapi kosakata sudah menyerupai anak usia 4 tahun. Sesekali ia melafaskan surah Alfatihah, walaupun belum hapal betul tapi lucu jika kita mendengarkannya. Sayang kelucuannya kadang menjengkelkan sang Ayah karena boneka kesayangannya, teman-taman pasti tahu, ia berbadan bulat, takut sama tikus , berwarna biru muda dan selalu mengatakan baling-baling bambu….Tepat sekali dia adalah Doraemon, kucing  yang mempunyai kantong ajaib.

Doraemon bagi si kecil Azmi, adalah boneka lucu. Rasa kesalnya terkadang dilampiaskan dengan boneka Jepang ini. Di injak dan di digigit .”Nakal dola, uhhhh..,” katanya sambil digigit. Boneka yang selalu membantu Nobita ini hanya bisa terdiam. Azmi asyik mengusiknya. Bagi yang melihat terkadang sedih juga, karena boneka itu sudah bukan lagi nampak seperti aslinya. Mata kirinya sudah lepas dan badannya sudah kumal, kecoklatan. Padahal si kecil Doraemon selalu berada di kamarnya menemani tidurnya. Bahkan ketika tidur dan bangun boneka ini selalu dicari. Teman-teman, ukuran Doraemon bukan ukuran sesungguhnya tapi hanya sejengkal orang dewasa. Kecil bukan? Tapi ini boneka kesayangannya Azmi.

Malam itu seperti  biasanya Azmi bermain dengan Doraemon dan mobil-mobil kesayangannya. “Ayah, main perosotan mobil nyok….,” ajaknya. Ayahnya yang baru saja pulang sholat Magrib tak lekas baca Alqur’an bahkan disuruhnya menemani bermain. “Nanti dulu, Ayah ngaji dulu,”saran Ayah. “Oke deh,..,” katanya tanpa basa-basi. Usai tilawah sang Ayah beranjak dari kursi. Azmi pun menunggu di kamar dengan asyiknya. Ketika Ayah terlihat dikamarnya, ia langsung menangih janji sang Ayah. “Ayo, Ayah buat pelosotan mobil. Ayah pake mobil yang melah, Ami pake yang ini,” kata Azmi kecil sambil menunjukkan mobil warna kuning. Azmi kecil memang belum sempurna mengucapkan namanya sendiri bahkan huruf  R saja dibaca L. 

Doraemon yang sejak tadi di singkirkan terlihat terguling, jatuh dari tempat tidur. “Azmi, Doraemon diajak main dong, masa diletakkan di lantai,”ujar Ayah. Si kecil yang menyukai Ice Cream ini langsung mengambil boneka kesayangannya dan….. “Aduh, Azmi, Doraemon jangan digigit lagi kasihan kan, nanti dia pergi,” kesal Ayah. Si kecil Azmi tak mau lepas boneka tersebut terus saja di gigit dan dipukul-pukul. “Ihhhh…ihhhh. Nakal, nakal,” kesalnya. “Bialin, wewewe…..,” lidahnya dijulur pada Ayah. Azmi kecil memang suka bermain dengan Ayahnya terkadang juga bermain dengan kedua kakaknya yang sudah SD, tapi seringkali berakhir dengan tangisan. Ketika Azmi menangis, Ayah dan Ibu hanya bisa menasehati kakaknya agar menyayangi adiknya dan jangan memperebutkan mainan adiknya.

Kini Doraemon, tak lagi ajaib. Hewan yang di idolakan anak-anak dunia bagi Azmi hanya tempat pelampiasan kekesalan. Nasehat Ayahnya hanya jadi hiasan. Tapi Ayah punya cara jitu agar Azmi kecil jerah dan itu pernah dilakukan kedua kakaknya. Dan ini diilhami sebuah film Toy Story. “Azmi, kasihan Doraemon, dia masih kecil. Azmi harus jaga dan sayang, lihat dia menangis tuh… huhuhuhuhu,” tiru ayah menangis ala Doraemon. “Azmi nakal. Aku mau pulang saja tidak mau tinggal disini. Aku mau main keluar,” tiru Ayah. Azmi hanya diam membisu. Sesekali dipeluknya boneka tersebut. Sesekali juga di cubit.

Haripun berganti. Seperti biasa, tiap harinya Azmi bermain mobil-mobilan. Kali ini bersama teman sebayanya. Dirumah begitu ramai sekali. Mainannya hingga sore memenuhi lantai tamu. Teman-teman perlu tahu, sebenarnya Azmi tidak suka menonton film kartun apalagi film Doraemon. Pernah sih… menonton, itupun hanya bertahan 2 menit selebihnya keluar bermain mobil-mobilan bersama teman-temannya. 

Esok malam sang Ayahnya pulang dari kerja. Saat itu juga ia mengajak Ayahnya bermain perosotan yang terbuat dari gundukan bantal dan guling yang dilapisi selimut. Tanpa sengaja, Ayahnya menanyakan nasib si Doraemon. Azmi kecil tak peduli lagi dengan Doraemon. “Dola emon da pegi… kalena Ami galak,” ucap Azmi tak peduli.
Berarti benar kata Ayah, kini Doraemon sudah tak bisa ditemui kembali. Ia sudah pergi, dan tak akan menemani tidur si kecil Azmi. Teman-teman tahu dimana Doraemon ? Sejak kejadian tersebut, ketika Azmi tertidur, Ayah sengaja membawanya dan mencuci bersih lalu disimpan di dalam lemari pakaian Azmi. Kadang Azmi menanyakan dimana Doraemon. Sang Ayah selalu menjawab pergi kerumah ibunya ….


@2014/Azmi jangan nakal ya…

CITA CINTA AKU DAN ANAK-ANAK ASUH

"

Demi cintaku pada surga.

Ku titipkan sejuta asa dan kerinduan pada keluguanku.

Merah darah ini telah terbuang percuma bahkan tak terlihat.

Aku bukan pelajur waktu

juga bukan segenggam emas yang separuh aku dan harapan.

Tolong doakan agar aku bisa terbang dan menggapai matahari

Terjamah oleh se titik cinta pada sebuah asa

Yang pada akhirnya terkapar di makan usia "


SALAM PONDOK DONGENG ABU MIFTAH


----------@@@@-------------


MENDONGENG JANGAN "MALAS"

Mendongeng bukan sekadar bergaya tapi dibutuhkan kreativitas yang tinggi.wajar saja jika saya mendongeng selalu bercucuran air keringat.

Kreativitas yang tinggi berguna agar pendongeng ketika menyampaikan materi (bercerita). Anak-anak tidak berlarian bahkan tidak ngomong sendiri-sendiri. Jika terjadi dapat dikatakan pendongeng tersebut telah gagal total (GaTot).

Saat ini kejadian tersebut membuat guru-guru banyak yang tidak tertarik dengan mendongeng bahkan guru-guru di TK pun jarang sekali yang mau mendongeng. Selain takut GaTot alasan lainnya bermacam-macam. Dari kekurangan bahan cerita, tidak bisa berakting, kurang Pede, tidak mau menggerakan tubuh dan masih banyak lagi. ironisnya, ada juga yang beralasan ’malas’.

Kemalasan tersebut bisa jadi karena stamina tidak mendukung (Malas bergerak).Makanya kita harus banyak berlatih. Supaya kerja otak,fisik jadi prima dan kita tidak malas.

Mari kembali mendongeng. Teori sudah diluar kepala,tinggal kita harus banyak berlatih , seperti pernafasan, vokal, dan intonasi agar mendongengnya menarik dengan berbagai variasi suara-suara dan lagu-lagu.

Ingat.!!! Jika banyak berlatih pastinya segudang kelebihan dan kelemahan yang kita dapat.


*******@@@@*****



Mutiara Hati


ANAK, AMANAH ATAU UJIAN ?



SEBUAH kenyataan yang sering kali kita jumpai ialah tidaklah dua orang yang pernah mengenal berjumpa melainkan mereka akan bertanya berapa jumlah anak mereka sekarang.


Jarang sekali kita dapati mereka mengawali pembicaraan dari tema berapa banyak kekayaan mereka, berapa pula istrinya, atau yang lainnya. Ini mengisyaratkan bahwa anak di mata para orang tua adalah ibarat satu-satunya barang yang paling berharga yang ia miliki.


Ada hal yang penting sekali untuk diketahui dan sangat perlu direnungkan oleh para orangtua, bahwa lahirnya seorang anak bukan semata-mata guna menambah jumlah anggota keluarga, juga bukan semata-mata guna menambah kebahagiaan bapak dan ibu serta membahagiakan mereka.


Juga bukan sekedar memberikan harapan buat orangtua bahwa di hari esok apabila anak telah dewasa dapat membantu orangtua untuk mencari nafkah.


Akan tetapi, hadirnya seorang anak merupakan cambuk bagi orangtua khususnya, untuk berlomba-lomba berbuat yang paling baik bagi diri sendiri dan anaknya. Tentunya "baik" di sini adalah dalam penilaian Dzat Yang menciptakan dan menghadirkan buah hati tersebut di tengah-tengah keluarga.


Dengan demikian, anak tidak semata-mata kenikmatan rezeki dari Alloh untuk dinikmati, namun ia merupakan amanah dan tanggung jawab bagi orangtuanya. Bagaimana bisa begitu?


Tidak ada yang aneh dan samar dalam masalah ini bila kita kembali mentadabburi merenungi dan memahami firman Allah:


Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS at-Taghabun: 15)


Bahkan dalam ayat tersebut Allah tidak sekedar membahasakan anak sebuah amanah, namun sebagai sebuah ujian. Yaitu, ujian apakah para orangtua berbuat baik pada anak tersebut, ataukah tidak. Hal ini mungkin perlu perenungan sejenak.


Sudahkah kita sebagai orangtua menyadarinya? Ini adalah pertanyaan pertama, sebelum kita bertanya apakah ia mendidik anak-anak dengan baik atau bahkan tidak memperhatikan mereka.


#SatuHatiCintaAlquran


----------@@@@@@---------


7 RAHASIA MENDIDIK ANAK

Oleh : Ustd.Farid Ahmad


1. Jika melihat anakmu menangis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.


2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”. Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”. Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.


3. Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.


4. Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.


5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, becandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.


6. Tinggalkan HP sesaat kalau bisa, dan matikan juga TV. Jika ada teman yang menelpon, katakan: “Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.


7. Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.



promo

Ka Abu Miftah bukan saja mengajarkan mendongeng, melatih anak berteater tapi juga mengajarkan anak berprestasi dalam menggambar. Kini Ka Abu dapat hadir di sekolah teman-teman. Berminat hub. 08177 25 321 atau sms 0812 13 79 1326